1.4.a.10.2 Aksi Nyata - Budaya Positif - Forum Berbagi Aksi Nyata


AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

MEMPERKENALKAN KERAJINAN TANGAN KEBAYA SULAM USUS DAN KAIN TAPIS SERTA MENCIPTAKAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH


 

Oleh

Dian Kartika Dewi, S.Pd.
SMPN 3 Merbau Mataram
CGP Angkatan 3
Kab. Lampung Selatan

Fasilitator : Dra. Wiwi Parluki, M.Pd.
Pendamping Praktik : Kesi Meirawati, S.Pd.


 

A. Latar Belakang

 

Budaya positif adalah suatu pembiasaan yang bernilai positif, Di dalamnya mengandung sejumlah kegiatan yang mampu menumbuhkan karakter peserta didik ke arah yang positif. Budaya Lampung juga perlu dibangun dilngkungan sekolah, karena saat ini banyak siswa yang tidak mengenal budaya Lampung.  Budaya positif adalah suatu pembiasaan yang bernilai positif, Di dalamnya mengandung sejumlah   kegiatan yang mampu menumbuhkan karakter peserta didik ke arah yang positif. Budaya Lampung juga perlu dibangun dilingkungan sekolah, karena saat ini banyak siswa yang tidak mengenal budaya Lampung. Sehinga saya sebagai guru perlu memperkenalkan budaya Lampung kepada salah satunya adalah kerajina Sulam Usus dan Kain Tapis. Sulam usus adalah seni kerajinan sulam yang telah ada sejak dulu dalam masyarakat Lampung Pepadun. Awalnya Sulam Usus hanya berupa 'bebe' atau penutup bagian dada para wanita dan penari penari kala upcara adat atau pesta pernikahan berlangsung. Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung. Kain tapis dibuat dari benang katun dan benang emas. Benang katun adalah benang yang berasal dari bahan kapas dan digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kain tapis, sedangkan benang emas dipakai untuk membuat ragam hias pada tapis dengan sistem sulam


 Mewujudkan budaya positif harus dilakukan sejak dini mengingat dalam prosesnya membutuhkan waktu yang lama dan konsisten dari setiap stakeholder yang ada. Sebagai guru penggerak, tentu memiliki peran yang besar dalam mewujudkan disiplin positif, baik di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Guru penngerak berperan penting dalam mengenalkan budaya Lampung kepada siswa, hal ini bertujuan agar siswa lebih bisa menghargai budaya Lampung. Di lingkungan sekolah, guru dapat menerapkan budaya positif seperti bekerja sama dengan rekan sejawat, berinteraksi secara akrab dengan peserta didik, menerapkan sikap disiplin dan bertanggung jawab serta menjadi teladan bagi peserta didik. Sedangkan di lingkungan kelas, salah satu langkah yang guru dapat lakukan adalah membangun budaya positif melalui komunikasi efektif. Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada siswa agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kritis dan penuh hormat.


Dalam hal ini sekolah merupakan institusi yang berperan penting dalam pembentukan karakter siswa sebagaimana tujuan pendidikan yakni mewujudkan pelajar Indonesia yang memiliki profil pelajar pancasila. Dengan demikian, guru juga berperan penting menuntun siswa dalam pembentukan karakter ini dan melestarikan budya Lampung di sekolah. karena kebanyakan siswa yang kurang paham tentang budaya Lampung.  Guru diharapkan dapat menumbuhkan nilai-nilai positif yang dibutuhkan untuk membentuk pelajar pancasila dengan memberi teladan (Ing Ngarso Sung Tulodho), sehingga sangat penting bagi guru untuk dapat mengembangkan budaya positif di sekolah agar menumbuhkan motivasi bagi murid-muridnya dan mengembangkan budaya Lampung di sekolah agar siswa mengenal dan melestarikan budaya Lampung.



B. Tujuan

  1.    Melestarikan kepada siswa tentang budaya salam dalam bahasa Lampung “TABIK PUN”
  2.   Mengajak siswa untuk memperkenalkan kerajinan tangan dari provinsi lampung  kain tapis.
  3.   Mengajak siswa untuk memperkenalkan kerajinan tangan dari provinsi lampung kebaya sulam      usus.
  4.   Menumbuhkembangkan karakter murid melalui program penguatan budaya positif di sekolah
  5.   Menerapkan budaya positif di kelas sehingga dapat menumbuhkan karakter baik pada siswa     seperti mandiri, tanggung jawab, percaya diri, dan saling menghargai.
  6.  Mengajak rekan guru berkolaborasi tentang pentingnya budaya positif

 

C. Tolak Ukur

  1.   Terwujudnya pembiasaan salam lampung (TABIK PUN) sebelum memulai pembelajaran
  2.   Siswa mengenal kerajinan tangan sulam usus
  3.  Siswa mengenal kerajinan tangan kain tapis
  4.  Terbentuknya kesepakatan kelas yang dilakukan bersama guru dan siswa
  5. Terwujudnya budaya positif di sekolah, seperti budaya 3S, Membuang sampah pada tempatnya, berdoa dan membaca Al qur’an sebelum pembelajaran di mulai.
  6. Tumbuhnya pemahaman kepada guru-guru tentang  konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas, restitusi, segitiga restitusi 


D. Linimasi tindakan yang akan dilakukan

a. Persiapan

1.      Mengomunikasikan program penguatan Budaya Lampung dan budaya positif bersama kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah.

2.      Sosialisasi program kepada teman sejawat.

b. Pelaksanaan

1.      Melestarikan budaya Lampung di sekolah

2.      Melaksanakan program budaya positif di kelas/sekolah

3.      Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan budaya positif di kelas/sekolah

c. Refleksi dan tindak lanjut.

Merefleksikan dan menindaklanjuti hasil pemantauan pelaksanaan budaya positif kelas/sekolah dan melestarikan budayaLampung di sekolah


E.  E.  Deskripsi Aksi Nyata

 

Menciptakan budaya positif di sekolah tidak berdiri sendiri. Karena dibutuhkan kerjasama dan dukungan antar semua pemangku kepentingan di sekolah dalam pembiasaan-pembiasaan positif yang diterapkan. Pembiasaan positif yang akan membudaya dan berakar. Sehingga budaya tersebut dapat menjadi suatu kekuatan unuk menerapkan disiplin positif sekolah. Budaya positif lahir karena semua pemangku kepentingan sadar akan pentingnya taat terhadap sebuah aturan. Selain itu di sekolah juga perlu memperkenalkan budaya Lokal pada siswa, yaitu budaya Lampung, karena sekarang ini banyak siswa yang tidak mengenal budaya daerahnya. Sehingga sebagai pendidik harus bisa melestarikan budaya Lokal di sekolah sehingga siswa bisa mencintai dan melestarikan budaya Lampung..

 

Penerapan budaya positif seperti religious, disiplin dan toleransi antar sesama dikaitkan dengan
nilai-nilai Profil pelajar Pancasila yaitu: Beriman dan bertakwa pada Tuhan YME, kemandirian, bernalar kritis, kreatif, bersifat kebhinekaan dan bergotongroyong. Dimana nilai-nilai itu akan menjadi dasar pembiasaan positif. Ketika pembiasaan yang dimaksud menjadi karakter maka akan mudah mencetak generasi pelajar Pancasila yang berempati dan kritis yang memiliki daya saing global
dengan kreatifitas tanpa batas namun tetap mengusung kebhinekaan dan gotong

royong sesama.

F. Dukungan Yang Dibutuhkan

·         Kepala sekolah

·         Rekan Guru

·         Murid

·         Orang tua siswa / komite

·         Masyarakat sekitar

·         Sarana dan prasarana pendukung


G. Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang

 

Setelah melaksanakan program aksi nyata pada modul 1.4 ini, saya mencoba merefleksi diri dan refleksi kegiatan tentang perbaikan yang harus saya lakukan di masa mendatang. Hal ini penting demi meminimalisir kegagalan dan hambatan serta meningkatkan kekuatan agar bisa tercapai keberhasilan yang sesuai tujuan dan tolak ukur. Adapun perbaikan yang akan saya lakukan di masa mendatang yaitu:

1.      Merefleksikan bersama apa yang membuat kegagalan penerapan budaya positif di sekolah

2.      Saya akan lebih banyak meminta saran dan masukan dari Kepala Sekolah dan rekan sejawat.

3.      Saya akan berusaha semakin intensif dalam membangun komunikasi dengan siswa

 4.    Dengan mengagendakan kegiatan sharing dan kolaborasi Bersama antar guru mata pelajaran.

5.    Pembiasaan mengenalkan budaya Lampung yang lebih banyak lagi, agar siswa lebih mencintai budaya Lampung

6.    Mengagendakan untuk mensosialisasikan budaya positif kepada semua pemangku kepentingan




DOKUMENTASI KEGIATAN


Link Vidio Kegiatan Aksi Nyata Budaya Lampung dan Budaya Positif

https://drive.google.com/file/d/18jm3e8MUoYNQtmtUKnmLYTylW9gWGygo/view


a. Budaya 3 S (Senyum Salam dan Sapa)


b. Mengajarkan kepada siswa cuci tangan yang benar


c. Siswa mempraktikan cara cuci tangan yang benar


d. Guru dan siswa membaca Al Qur'an sebelum memulai  pembelajaran
e. Guru dan siswa membaca Al Qur'an sebelum memulai  pembelajaran


f. Guru memberi teladan untuk membuang sampah pada tempatnya



g. Kesepakatan kelas yang dibuat oleh guru dan siswa






h. Memperkenalkan Kerajinan Tangan sulam usus dan kain tapis kepada siswa
















i. Memperkenalkan pusi dalam bahasa Lampung



j. Kegiatan Pengimbasan Budaya Lampung dan Budaya Positif dengan Rekan Guru
    Melalui Google Meet













SALAM GURU PENGGERAK
GURU BERGERAK INDONESIA MAJU





Komentar